Koleksi Busana 11 Desainer Dalam Inspirasi Nusantara

 Sebagai wujud sebuah penghargaan atas budaya bangsa dan dengan misi untuk terus melestarikan demi rasa cinta tanah air, sebuah pagelaran busana dengan tema Nusantara diusung Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI). Menghadirkan kain-kain nusantara sebagai jalinan inspirasi koleksi 11 Desainer IPMI.
Eksplorasi berbagai kerajinan asli indonesia dan warna-warni keindahan alam selalu menjadi inspirasi para desainer dalam menciptakan karya, tidak terkecuali 11 anggota IPMI ini ditantang untuk berekplorasi dalam ragam keindahan etnik khas Nusantara.
"Ini merupakan kali pertama IPMI melakukan fashion show kolektif di JFFF, akan ada 11 desainer, yang membawakan masing-masing 5 koleksi, dengan interpretasi mereka sendiri mengenai akan tema yang diusung yaitu Nusantara," jelas Era Soekamto, mewakili IPMI dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Haris Kelapa Gading, Jakarta (15/5).
Adrianto Halim mengungkap keindahan wastra (kain) Bali, dalam tenun Bali yang dikombinasikan dengan material kain lainnya, inspirasinya diambil lipatan-lipatan penari legong.
"Dalam tema Nusantara ini, saya mengangkat tema "Urban Cros", menonjolkan batik Solo dengan motif yang dipengaruhi budaya China, yang masih mengusung ciri khas garis desain saya yaitu clean, struktural dan modern," ucap Tri Handoko
Era Soekamto sendiri mengangkat tema Kumudowati yang diambil dari Keraton Jawa, inspirasinya dari lukisan Kumudowati, yang dapat ditemui hampir di setiap sudut arsitektur Pendopo Ageng Keraton Mangkunegaraan di mana elemen konstruksinya dihubungkan tanpa paku. Lukisan Kumudowati sendiri dilukis dengan menggunakan 8 warna sebagai interpretasi dari bunga teratai berkelopak delapan.
Koleksi kebaya yang mengangkat kebaya Kutabaru dengan twist modern ini merupakan koleksi ready to wear yang akan ditampilkan dengan padanan kain batik cinde khas Iwan Tirta. Koleksi Widhi Budimulia hadir dalam tema "Demonstration of Style", mengemas Inspirasi dari kebudayaan Nusantara yang beraneka ragam, seperti batik yang dikombinasi dengan bahan lace, memunculkan gaya klasik elegan dan city look untuk para fashion lovers yang berjiwa muda.
"The Blaze Of the Island" merupakan tema Liliana Lim yang mengangkat bahan tenun NTT dipadu bahan sathung dan pernik batu, meski hadir dengan detail mewah, gaya simple dan wear able diusung dalam 4 gaun cocktail dan 1 koleksi evening gown. "Never Ending History" merupakan puzzle dari rentetan history para penjajah yang secara langsung ataupun tidak mempengaruhi kultur budaya, membaurkan ciri khas Asia dan Eropa yang riang.
Senior desainer, Ghea Panggabean tak pernah habis mengolah ide, kali ini corak Nusantara tampil dalam tema "Kilim". Dalam koleksi koleksi lain, Carmanita hadir dalam tema "Purity" yang menceritakan mengenai kebebasan murni.
Sementara Tuty kholid mengambil tema "Fusion Motion" dengan paduan batik tulis dan ikat dengan nuansa tropis. Valentino Napitupulu mengangkat nuansa Sumatera Utara dalam  "A Reflections of Songket Toba". Stephanus Hamy mengangkat sisi etnik dan modern lurik dalam temanya "Tenun to Lurik", paduan apik lurik dalam gaya wanita urban yang dinamis.
(vem/ana/yel)

Komentar